-
INI GAMBAR NORAH JONES
Norah Jones adalah seorang musisi jazz yang sudah banyak mendapatkan Grammy Award
-
FOURPLAY
Nggak usah dijelaskan udah ada tulisanya diatas
-
MBAK ANDIEN
Ini orangnya yang..............
-
ALANIS MORISSETTE
Tampangnya sih biasa, tapi lagunya teman-teman semua harus mendengarkan
-
WANITA CANTIK
Siapa coba gambar cewek diatas? Kasih jawabannya di kotak komentar ya....
Makam keramat yang dipercaya milik Siti Nurbaya (Foto: Rus Akbar/okezone)
Jika
berbicara Sumatera Barat sepertinya tidak pernah habis dengan cerita
rakyat atau urban legend. Sebut saja salah satunya yakni kisah “Siti
Nurbaya”.
Langsung saja kerutan dahi kita mengingat peristiwa
nikah paksa yang dilakukan seorang pengusaha tamak bernama Datuak
Maringgih, terhadap anak Bagindo Sulaiman, Siti Nurbaya.
Padahal
Siti telah dijodohkan oleh Syamsul Bahri sejak mereka masih kecil.
Namun karena utang terhadap Datuak Maringgih, akhirnya Sulaiman
merelakan anak gadisnya untuk dinikahkan pria berusia senja tersebut.
Namun
karena cintanya dengan Syamsul Bahri, Siti akhirnya mengakhiri hidupnya
dengan memakan lemang beracun. Belakangan Syamsul dan Datuak Maringgih
bertemu di medan perang dan akhirnya keduanya meninggal dunia.
Iya
sepenggal cerita bersejarah ini menjadi populer sekira 1980-an. Saat
itu televisi nasional di Indonesia memfilmkan buku yang ditulis oleh
seorang sastrawan bernama Marah Rusli pada 1922 lalu.
Cetakan
dari Balai Pusataka ini pun menjadi kisah “Romeo dan Juliet” versi
Sumatera Barat yang tak lekang oleh zaman. Bahkan salah satu band
ternama di Indonesia membuat lagu berjudul “Siti Nurbaya.”
Legenda
ini memang menjadi cerita bersejarah tidak hanya bagi warga yang
terkenal Jam Gadang itu, namun cerita ini sudah menjadi dongeng rakyat
Indonesia.
Namun apakah Anda tidak penasaran dengan kebenaran
legenda itu? Benarkah cerita itu dalam kenyataan atau hanya memang
menjadi cerita semata.
Beberapa waktu lalu okezone mencoba
penelusuran mengenai cerita rakyat tersebut. Penulis pun mendapat kabar
adanya makam “Siti Nurbaya” berada di Gunung Padang.
Tanpa
menunggu waktu, penulis pun memulai perjalanan ke gunung yang berjarak
sekira dua kilometer dari pusat kota. Membutuhkan waktu sekira 15 menit
dengan mengendarai motor penulis bisa mencapai kaki Gunung Padang.
Penulis
tidak perlu mengeluarkan uang untuk mencapai bukit setinggi 400 meter
tersebut. Karena memang Pemerintah Provinsi tidak menyediakan loket
penjualan karcis untuk memasuki gerbang “dahulu kala” itu.
Kaki
penulis pun seakan tak lelah melintasi jalan setapak selebar satu meter
itu. Bayangan akan sejarah tak ternilai itu pun melecut penulis untuk
terus mencapai makam tersebut.
Setelah berjalan selama 30 menit,
penulis pun menemukan pondok peristirahatan. Napas penulis yang mulai
“kembang kempis” pun mencoba di normalkan sembari menyelonjorkan kaki
yang sudah keras akibat jalan menanjak.
Namun jangan khawatir,
perjalan menuju jalan ini mata penulis seakan dimanjakan dengan
pemandangan Kota Padang. Indahnya kota Gadang itu dan semilir angin,
membuat badan penulis kembali bangkit.
Beberapa menit setelah
istirahat, penulis pun kembali melanjutkan perjalanan menuju makam
kekasih Syamsul Bahir itu. Jalan setapak yang berliku dan menanjak itu
tidak menyurutkan penulis untuk melangkahkan kaki.
Di jalan ini
penulis harus ekstra hati-hati. Pasalnya, tangga dibuat oleh pemerintah
sudah berlumut dan licin. Sebelum mencapai makam Siti Nurbaya, penulis
dihadapkan dengan persimpangan jalan.
Jika penulis mengambil
jalan lurus, maka akan mencapai Gunung Padang. Dan kalau mengambil arah
kanan akan menemukan makam Siti Nurbaya. Penulis pun mengambil jalan ke
arah itu.
Sampai di sini, penulis pun harus menempuh perjalanan
menunduk dan turun sejauh 5 meter. Tak berapa lama, penulis akhirnya
menemukan sebuah kuburan yang diselimuti kelambu putih.
Makam
yang terbuat dari sebagian besar semen tersebut, terlihat indah dengan
latar belakang pemandangan turunnya matahari atau sun set. Sayangnya
nisan dari semen tersebut tidak terlihat jelas nama jasada yang
dimakamkan.
Warga sekitar menyakini makam tersebut sebagai makam
Siti Nurbaya. Kuburan yang terlihat sedikit kusam itu tampak diapik dua
buah batu. Bahkan dalam kondisi tertentu makam ini banyak didatangi
warga.
Syahbudin Abas (43), warga sekitar, belum terlalu yakin
bahwa makam tersebut adalah makam istri kesekian Datuak Maringgih.
Namun dia mengakui berdasarkan cerita warga sekitar makam itu adalah
Siti Nurbaya.(kem)
Rus Akbar - Okezone
0 komentar:
Posting Komentar