• INI GAMBAR NORAH JONES
    Norah Jones adalah seorang musisi jazz yang sudah banyak mendapatkan Grammy Award

Jumat, 04 Oktober 2013

ISLAM DI HATI PARA PEJUANG

       Terdapat sebuah pernyataan dari Dr. Douwes Deker, "Apabila tidak ada semangat islam di Indonesia, sudah lama kebangsaan yang sebenarnya lenyap dari Indonesia". Pernyataan sang pahlawan nasional, salah satu dari tiga serangkai tersebut, menunjukan betapa penting ruh Islam bagi bangsa ini. bukan sekedar jumlahnya yang mendominasi demografi, Muslim Indonesia mengambil peran penting bagi bangsa dan negara. Termasuk dalam keberhasilan meraih kemerdekaan. Kita mengenal nama Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Fatahillah, dan banyak tokoh lainnya yang berada di garis terdepan dalam perang mengusir penjajah. Terdapat pula Bung Tomo, Muhammad Natsir, Abdul Halim, Hasyim Asya'ari, Ahmad Dahlan, dan nama Pahlawan lain yang pernah dimiliki negeri ini. Mereka merupakan seorang muslim yang taat. Bahkan, sebagian besar dari mereka merupakan ulama dan santri.
        Namun sayangnya, sejarah yang diajarkan di bangku sekolha menyebut mereka sekedar sebagai tokoh nasionalisme. Tak pernah diungkap kesalehan mereka dalam berislam. Bahkan tak sedikit dari mereka "dislewengkan" kisahnya sehingga tujuan mereka dalam melawan penjajahpun tak lagi dimaknai jihad.
     Tak pernah dikisahkan dalam sejarah, Pangeran Diponegoro merupakan seorang kiai ia menjadi penasihat agama bagi raja maupun rakyat. Perang Diponegoro yang terkenal membuat pusing Belanda itu diartikan sang kiai sebagai jihad. Demikian pula, dengan dengan Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, dan sebagainya merupakan para ulama di daerahnya yang mengajarkan agama bagi masyarakatnya.
        Sang pemimpin pertempuran Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo pun merupakan Muslim yang mengartikan setiap usahanya adalah jihad. Takbir selalu diserukan setiap kali memerangi penjajah. Peperangan jihadnya para pahlawan dikenang sebagai hari Pahlawan.
        Secara lembaga, banyak pula organisasi yang lahir atas nama Islam. Mereka bersama-sama dalam organisasi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Umat Islam bersatu setelah menyadari berpecah belah tak akan membuat mereka menang melawan penjajah. Maka, bersatulah mereka membuat himpunan, seperti Jamiatul Khair pada 1908 yang membina dakwah untuk pendidikan dan kebangsaan. Lalu ada serikat Islam pada 1911 yang didahului dengan Serikat Dagang Islam pada 1905. Muncul pula Muhammadiyah pada 1912 Gerakan Al Irsyad pada 1914, persatuan Islam pada 1923, Nahdlatul Ulama pada 1926, serta organisasi lain.