• INI GAMBAR NORAH JONES
    Norah Jones adalah seorang musisi jazz yang sudah banyak mendapatkan Grammy Award

Senin, 09 November 2015

Bicara Mobil, Ini Idaman Anak Saya


Mobil idaman anak saya, besar, gagah dan tangguh di semua medan pantas dipakai para penjelajah semua medan (wikipedia)






Tiba-tiba anakku yang sulung menunjuk salah satu mobil yang tengah berhenti di lampu merah. mobilnya bagus, keren, mentereng dan sangat mewah. Bodinya gede dan tentu saja mereknya sangat asing di kalangan bawah seperti saya.

Mobil yang ditunjuk bagi kami amat mahal untuk ukuran kantong. Mungkin harganya di atas 300 jutaan. Anak saya berkata "Pak, kapan ya kita bisa kebeli mobil kayak gitu? Saya hanya bisa bilang, Dah, sabar dulu, pasti nanti kita bisa beli mobil itu. "Kata saya dalam hati sedikit menghibur" Meskipun amat mustahil bisa kebeli kendaraan mahal sedangkan penghasilan seorang PNS amatlah minim. Jangankan membeli kendaraan mewah, membeli rumah yang amat layak saja harus kredit atau menghutang di bank dengan rentang bertahun-tahun harus mengangsur dan potong gaji. Tapi sebagai orang tua tak boleh menjatuhkan mimpi sang anak. Karena kehidupan serba mungkin. Yang pasti jalani hidup apa adanya, tetap teguh dan berkomitmen untuk tidak mengambil yang bukan haknya, apalagi korupsi. Amit-amit mudah-mudahan dijauhkan dari perbuatan keji ini.


Mobil idaman saya Innova merah modifikasi yang elegan (kaskus.es)



*****



Hari gini, di saat bangsa ini tengah terhimpit masalah ekonomi, kayaknya berbicara mobil belum sepenuhnya pantas. Khususnya bagi keluarga saya sendiri. Terang saja, jangankan untuk memikirkan kendaraan yang wah, modis, keren, mewah tentu harus berpikir seribu kali jika ingin mendapatkannya. Apalagi sampai kepikiran mobil sporty, dan keluaran eropa. Kayaknya harus gigit jari.

Bagi kalangan bawah mobil cukup disebut barang mewah, tentu saja karena harganya selangit. Kalau mobil baru tidak kurang dari ratusan juta. Meskipun saat ini ada mobil murah tipe terbaru yang dibandrol harga perusahaan 85 juta, LGCG misalnya. Tapi ketika sudah sampai di dealer harga menjadi ratusan juta. Bisa dibayangin, untuk seorang guru golongan III B, tentu amat berat di ongkos. Butuh mengerem mendadak kebutuhan harian, jika keinginan tersebut ingin terkabul. Itupun belum tentu kebeli kalau tidak ada sambilan lain selain mengajar.

Jika saja dihitung, misalnya dengan gaji sekitar 3 jutaan (kotor), harus menghidupi keluarga, listrik, beli keperluan sekolah, uang saku, biaya servis dan kebutuhan harian kendaraan tentu gak gak mungkin kurang dari 2 juta. Itupun sebenarnya sudah mepet. Nah, yang repotnya jika uang yang tiga juta itu sudah digadaikan di bank untuk membangun rumah, tinggal berapa? Kira-kira setengahnya saja. Lalu, apa yang didapat dari 1,5 juta dalam sebulan? Mau mengangsur beli mobil sepertinya mustahil, karena rata-rata kendaraan angsurannya 3 s.d 5 jutaan. Itupun DP yang tak murah hingga 25 juta.

Gak kepikiran deh kalau sampai pegawai negeri golongan III sd. IV atau bahkan eselon sekalipun bisa mengkoleksi rumah mewah, mobil berjibun, kebun di mana-mana, anak sekolah tinggi-tinggi, sedangkan modalnya hanya dari gaji PNS? Kalau gak dari bisnis (tapi modalnya dari mana coy?) Bisa juga dari korupsi, dengan backing aparat bisa menjadi agen BBM Ilegal asetnya bermilyar-milyar rupiah di Bank, seperti yang baru saja diendus KPK. Seorang pegawai di Batam, Propinsi Kepulauan Riau. Amat mudah KPK mengendus gelagat kotor para pegawai ini jika benar-benar ingin diusut darimana sumber kekayaannya. Tak butuh ahli supranatural, karena semuanya bisa dicek baik lewat perbankan maupun dari informasi masyarakat di lingkungannya.

Meskipun adapula teman saya seorang guru yang lumayan setengah baya, ke sekolah bawaannya mobil baru. Wui jadi ngiler. Jangankan mau menegor sang guru, menghidupkan klakson motor saja sudah minder. Mungkin kekayaannya itu merupakan kecerdikannya dalam mengelola usaha. atau dengan jalan lain saya juga kurang mengerti.

Saya berprasangka baik saja, mungkin karena usahanya tidak hanya guru, boleh jadi suaminya juga seorang pegawai, atau tanah perkebunannya hektaran. Jadi wajar bisa kebeli mobil yang harganya tidak murah. Meski ada satu lagi guru yang meskipun menurutnya sudah punya mobil, tapi ke sekolah bawaannya sepeda motor butut. Alasannya mungkin karena ingin sederhana. Tapi ya sudahlah gak mau usil urusan kekayaan orang lain, karena ujung-ujungnya jadi "ngiri dan dengki". Kalau sebatas iri dan dengki tapi berdampak kerja semakin semangat sih gak masalah. Tapi kalau ujung-ujungnya kepikiran korupsi kan jadi bahayaaaa. Tapi guru kelas teri yang dikorupsi apaan bro!

Selain iri juga melihat sesama guru ternyata penampilannya sangat mewah. Saya lebih baik melihat ke bawah, toh, di luar sana ada banyak guru yang hidupnya lebih susah dari kami. Kadang mereka harus mencari rongsokan demi menyambung hidup dan menyekolahkan anak-anaknya. Di satu sisi banyak guru yang kehidupannya mewah, mereka bisa mengajar di banyak tempat, bisnis di mana-mana, asuransi juga berjibun, tapi ketika melihat guru lain yang kesusahan seakan-akan seperti menaruh minyak di atas air. minyak langsung menyingkir dan mengelompok sendiri. Tak kan bisa sebanding dan seringkali mengundang kecemburuan di antara sesama guru.

Kembali ke laptop, jika ingat anak saya sewaktu kami berjalan-jalan menggunakan sepeda motor, anak saya selalu melihat mobil yang lumayan mewah. bodi sporty, badannya gede, minimal Mercy, tapi kalau kelasnya di bawah 1 milyar, pasti Inova lah. Kalau Inova gak kebeli juga ya minimal mobil LGCG yang katanya murah meski harganya ratusan juta juga. Atau kalau gak kebeli juga mobil sedan second yang penting layak pakai dan bisa berkunjung ke rumah keluarga mertua dan orang tua sendiri.

Mobil dengan body yang besar memang sangat kami butuhkan. Karena kami keluarga besar dan orang tua plus mertua juga inginnya semua anak-anaknya punya mobil yang besar dan muatnya banyak. Jadi kalau acara silaturrahmi langsung angkut semua anggota keluarga. Meskipun mobil besar sangat penting bagi kebutuhan keluarga, tentu saja sisi keamanan, kelaikan, dan kenyamanan menjadi faktor penting jika ingin membeli kendaraan roda empat ini.

Kalau mobil second yang masih layak pakai saat ini misalnya Panther, kalau yang murah lagi sedan corolla, bisalah harga 2o jutaan tapi ya harus servis. Jika Panther yang menurut penggunanya kisaran harganya 80 jutaan. Jadi masihlah kepikiran untuk membeli meski butuh bertahun-tahun. Mobil dengan postur yang tinggi dan berpenumpang banyak juga masuk dalam kualifikasi saya. Gak mau mobil sedan, karena kesannya seperti amat personal (pelit), meskipun boleh jadi alasannya karena lebih praktis dan gesit jika melakukan perjalanan jauh. Kemana-mana hanya satu keluarga. Itupun muatnya tidak banyak. Jadi kalau ada orang lain yang ingin menumpang kayaknya agak kerepotan.

Berbicara tentang mobil, memang masih tergolong mewah bagi saya sendiri, meskipun seorang teman ada yang bisa kebeli pun harus berusaha sampingan dan bisnis. Dengan resiko jam tugasnya banyak yang tergadai karena mengurus bisnis. Wajar orang tua murid sering komplain karena guru tidak melaksanakan tugas, dengan alasan keperluan.

Mungkin teman saya bukan mewakili guru-guru "kaya" secara umum. Karena ada pula guru yang bisa kaya karena rezeki yang berlimpah. Mereka mewarisi kebun dari orang tuanya yang cukup luas dan tentu saja sang suami / istri juga memiliki penghasilan lain yang menunjang terpenuhinya kebutuhan keluarga mereka.

Mobil mewah adalah impian, tapi mobil yang sederhana tapi layak pakai dan aman serta nyaman menjadi keperluan, bahkan sepertinya diperlukan, jika kebutuhan akan transportasi umum belum sepenuhnya tercukupi. Mau tidak mau dengan memiliki mobil tersebut, keperluan untuk move on tidak mengalami kendala. Apalagi di kampung, di mana transportasi massal seperti trans Jakarta belum tersedia. Pastilah akan super ribet jika harus menggunakan kendaraan umum. Maklum, jalanan belum banyak yang bagus, dan tentu saja kalau harus masuk ke pelosok tentu kendaraan roda empatlah kunci kemudahan dalam berkendaraan.

Itulah mimpi kami pegawai rendahan yang selalu bermimpi akan hidup yang lebih baik. Meskipun sulit dilakukan tapi mensyukuri apa yang ada adalah lebih baik daripada harus korupsi demi memenuhi hasrat duniawi.

Ada yang nyeletuk "Pak sudah dapat serifikasi?" Walah-walah uang sertifikasi kog diarepin nemen-nemen, bisa stress dibuatnya". Jangan berharap terlalu muluk dengan uang bonus tersebut jika kebijakannya selalu membuat ribet dan semrawut.


Panther second juga bagus juga buat mudik, harga tentunya masih terjangkau (hargamobilbekassecond.blogspot.com)


Sudahlah gak usah mikir yang aneh-aneh, hidup harus dinikmati. "Mimpi lagi mimpi lagi"




Salam

Sumber :Kompasiana(19 September 2014 ) oleh M. Ali Amiruddin