• INI GAMBAR NORAH JONES
    Norah Jones adalah seorang musisi jazz yang sudah banyak mendapatkan Grammy Award

Rabu, 29 Juni 2011

Tidak Cukup hanya dengan Sisa Waktu

 Dari kang Robi :


Entah untuk yang ke berapa kali pagi itu shalat subuh si Fulan tertinggal untuk berjamaah. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi dan pada jam segitu masjid sudah barang tentu kosong dari jemaah. Kemudian dengan mata yang masih sepet Fulan beranjak untuk mengambil air wudhu dan dilanjutkan dengan shalat subuh secara munfarid. Saking seringnya tidak ada perasaan sesal yang singgah di benak Fulan ini. Seolah hal yang wajar apabila shalat subuh dikerjakan pukul 05.30 pagi.

Otomatis selepas shalat subuh sendirian tidak bisa melakukan dzikir pagi karena harus segera merapikan diri untuk berangkat kerja, apalagi baca qur'an, satu ayat pun tidak akan keburu.
Tapi entah kenapa untuk masalah pekerjaan Fulan selalu berusaha untuk tepat waktu masuk kantor. Setiap pergi ke kantor Fulan selalu berusaha untuk tampil rapi dan wangi dan hal ini sangat bertolak belakang dengan aktivitasnya ketika bangun tidur. Aktivitas shalat subuh Fulan cukup dengan menggunakan pakaian tidur, tanpa gosok gigi, apalagi wangi-wangian. Intinya yang penting kewajiban sudah gugur.

Sebagai seorang karyawan Fulan selalu mendedikasikan dan mengerjakan segala tanggung jawabknya dengan sungguh-sungguh dan senang hati. Apabila terjadi suatu kesalahan, Fulan akan dengan segera menelusuri akar penyebab masalahnya dan mencari solusi terbaik sehingga masalah ini tidak muncul lagi.


Pada jam istirahat, selepas makan siang, biasanya Fulan asyik ngobrol dengan teman-teman kerjanya. Biasanya Fulan shalat Dzuhur lima menit menjelang jam istirahat berakhir. Walhasil shalat dzuhur yang dikerjakannya sangat minim waktunya. Dari mulai wudhu pun terlihat terburu-buru. Maka selepas salam Fulan langsung kembali bekerja. Tidak ada dzikir ataupun shalat ba'diyah dzuhur.
Gambaran di atas bisa jadi merupakan refleksi dari rutinitas harian kita. Di sadari atau tidak terkadang kita tidak adil dalam menyikapi urusan dunia dan akhirat. Meski kita sering mengatakan bahwa dalam hidup ini harus seimbang antara dunia dan akhirat kita. Tapi, tanyalah ke dalam lubuk hati ini, benarkah perkataan itu? Benarkah kita sudah memposisikan timbangan dunia dan timbangan akhirat pada posisi yang sama tinggi jika takarannya harus seimbang?
Dalam pekerjaan kita sering berusaha untuk datang tepat waktu. Jika sekali saja terlambat maka keesokan harinya akan bangun dan berangkat lebih awal agar tidak terlambat lagi. Tapi kita jarang sekali khawatir karena telah mengakhirkan shalat, bahkan kalau sedang asyik biasanya kita dengan tenang meninggalkan kewajiban tersebut tanpa ada sesal yang singgah di hati.

Kita selalu berpenampilan rapi, harum dan segar setiap pergi ke kantor. Namun dalam sujud kepada Alloh kita cukup memakai kaos oblong dan sarung seadanya.
Masih banyak hal-hal lain dimana kita tidak adil dalam menempatkan antara dunia dan akhirat. Padahal, seandainya kita mau sedikit mempelajari, apa yang kita lakukan dalam 24 jam bisa bernilai ibadah. Namun untuk mempelajarinya badan ini sudah terlampau letih oleh setumpuk pekerjaan. Saking letihnya kita sering ketiduran untuk melaksanakan shalat isya. Namun, meskipun badan ini letih terkadang kondisi badan bisa menjadi fit kembali ketika ada panggilan dari atasan meskipun itu tiba-tiba.
Begitu pun pada hari libur di akhir pekan. Dengan alasan istirahat kita menghabiskan waktu dengan tidur, nonton tv, shopping, ke bioskop, hang out, dll. Sangat jarang dari kita untuk meluangkan waktu sesaat untuk sekedar membaca satu ayat dari ribuan firman Alloh. Bahkan meskipun tidak bekerja kita masih saja tidak dapat melaksanakan shalat tepat pada waktunya. Tetapi jika pacar meminta bertemu, kita akan dengan sigap memenuhi permintaannya itu tanpa pikir panjang dan tepat waktu.

Tapi tidak adakah waktu untuk sekedar bercakap-cakap dengan Alloh meski dengan shalat di awal waktu? Atau sekedar membaca satu ayat saja setiap minggunya?
Sebenarnya hukum untuk mendapatkan kebahagiaan dunia sama dengan kebahagiaan akhirat. Kita akan mendapatkan kemapanan hidup apabila memiliki bekal ilmu yang cukup dan bersungguh-sungguh bekerja. Semua itu kita lakukan dan jalani dengan kerelaan. Untuk mendapatkan akhirat pun demikian. Diperlukan ilmu yang cukup dan kesungguhan untuk mengamalkannya. Ilmu tersebut pun harus diusahakan dengan cara menuntut ilmu dan itu memerlukan waktu dan biaya. Namun kenapa kita pelit untuk segala hal yang dapat membuat kita lebih memahami ajaran islam. Membeli buku aqidah seharga lima puluh ribu akan terasa mahal apabila dibandingkan dengan jalan-jalan yang bisa menghabiskan uang sampai ratusan ribu rupiah.
Berhenti sejenak dan merenungi atas apa yang telah kita kerjakan mungkin salah satu sikap yang bijak. Mencoba berfikir atas semua aktivitas kita apakah sudah proporsional dan adilkah kebutuhan dunia dan akhirat kita tunaikan?

Akan terlalu berat mungkin apabila kita mengikuti Rasulullah dalam semua hal. Paling tidak ada proses untuk berkeinginan mengenal Alloh dalam ibadah-ibadah pokok dan melibatkan-Nya dalam seluruh aktivitas kita.

Setidaknya untuk tidak lupa mengucapkan basmalah dalam setiap memulai aktivitas sehingga akan bernilai kebaikan. Alloh pun tidak membebankan syariat-Nya melainkan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
Shared by: Blog Kang Robby

Allah Maha Mengetahui..


Ilmu fisika, biologi, falak, dan kimia telah menunjukan kepada kita bahwa dunia diciptakan dengan aturan-aturan dan ukuran-ukuran yang rapi. Tidak ada tempat bagi sesuatu yang terjadi secara kebetulan, semua berjalan mengikuti hukum-hukum yang telah Allah ciptakan di alam semesta ini.

“… dan, Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al Furqaan:2)



“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS Al Qamar:49)

Dan, tentu saja Allah menciptakan semua ini bukan tanpa tujuan. Tidak mungkin tanpa tujuan. Pasti, akan selalu ada hikmah di balik semua penciptaan ini.Namun, keyakinan akan semua hikmah ini, bukan berarti kita akan mengetahuinya. Karena keterbatasan ilmu manusia, bisa saja hikmah-hikmah itu masih tersembunyi, tidak terungkap oleh pandangan manusia yang terbatas ini.

“… mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ” (QS. An Nisaa’:19)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah:216)

Dan, saya yakin bahwa keterbatasan ini pun memberikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Tidak semuanya harus ada jawaban, yang perlu kita yakini adalah semuanya demi kebaikan kita. Dalilnya sudah jelas dan sudah kita hafal bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kadang kita berusaha keras, namun hasil seolah tidak kunjung datang. Saya kata seolah sebab itu hanyalah pandangan kita yang terbatas. Strategi, taktik, dan rencana matang tidak selamanya akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa jadi, Allah telah menyiapkan yang lain yang pastinya akan lebih baik dari itu.

“… Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (QS Ath Thalaaq:1)

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (At Takwir:29)

Jika saya berikhtiar itu semata-mata karena memenuhi perintah Allah. Manusia hanya berusaha, sedangkan Allah yang menentukan akibat dan hasilnya. Dan saya merasa yakin bahwa akibat dan hasil yang dipilihkan Allah bagi saya adalah yang terbaik bagi saya.

Jika demikian, mengapa kita harus takut dan khawatir dalam menjalani hidup? Bukankah semuanya untuk kebaikan kita sendiri. Pahit mungkin terasa pahit yang kita alami. Kita tidak menyukai. Kita membencinya. Padahal boleh jadi itu yang terbaik bagi kita.

Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini. Yang sering mengeluh dengan pemberian-Mu. Yang sering lupa bahwa Engkau memberikan yang terbaik.

Mudah-mudahan, mulai detik ini saya merasa tentram terhadap rahmat Allah, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan ilmu-Nya. Hidup yang lebih tenang karena “melihat” peran Allah dalam setiap peristiwa dan setiap urusan. Hidup yang tenang, karena hidup dalam lindungan dan pemeliharaan Allah.

SUMBER: MOTIVASI ISLAMI

Saat Kenyataan Tak Seindah Impian

Banyak orang yang merasa frustasi karena kenyataan
mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka impian

Sebagai contoh, ada seorang anak yang ingin kuliah di Universitas A

tapi nyatanya biaya tidak mencukupi. atau otaknya yang nggak nyampai

Atau, mereka yg merantau ke kota besar, bermimpi ingin mendapatkan




pekerjaan berkelas nasional bahkan internasional, tapi yang didapatkan
hanyalah pekerjaan biasa-biasa saja & apa adanya.

Ada juga seorang pengusaha, yg mungkin mengharapkan
kenaikan profit 10 kali, malah mengalami kebangkrutan
Apa yang kita harapkan, kadang memang tidak sesuai dengan kenyataan.
Lalu apayang harus kita lakukan?

Ada juga yang mencoba melempar manggis,
manggis dilempar mangga yang tepar,
ada lagi juga yang melamar gadis,
gadis dilamar, janda didapat. (lho, didi kempot?)

Berikut adalah 3 langkah hebat atau tips yang bisa anda lakukan
saat mimpi tidak sesuai dengan kenyataan:

Langah 1. Bertindaklah selalu secara fleksibel dan dinamis

Jika kamu ingin menggapai kesuksesan,
maka yang diperlukan adalah *kesiapan*
untuk bisa bertindak secara fleksible dan dinamis terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Analogi sederhana:

Saat ada badai atau angin topan yang besar,
tidak jarang kita melihat pohon2 besar tumbang!

Sebab pohon2 itu tidak kuat menahan beban yang diterima.
Namun coba lihatlah bambu,! Karena batangnya yang lentur
maka bambu bisa fleksibel bergerak ke segala arah,
bergoyang saja saat ditiup angin dan jarang tumbang!

Begitu pun dengan kita! Jika kita
bertindak dan berpikir dinamis dan juga fleksibel,
maka kita akan lebih tahan dalam menghadapi tantangan
dan perubahan serta masalah yang datang.

Langkah 2. Berpikirlah bahwa INILAH yang terbaik untuk kita!

Saat kenyataan tidak sesuai dengan impian,
percayalah bahwa inilah yang terbaik untuk kita.
Kita tidak pernah tahu skenario yang telah ditetapkan-Nya.

Karena, segala sesuatu yang menurut logika kita baik,
boleh jadi justru sebaliknya di mata tuhan tidak baik

Berpikirlah selalu positif atas apapun yang terjadi pada dirimu.
Jangan biarkan satu kegagalan membuat kamu kecewa, apalagi frustasi berlarut-larut
lalu bunuh diri, Oh tidak.! (Backsound: krispatih-mengenangmu)

Sahabat, Katakan didepan Cermin!!!

“Sudahlah, kamu tdk perlu kecewa,
Tuhan akan menggantinya dengan YANG LEBIH BAIK!
Tuhan tau kamu orang yg baik & bijaksana.
Hidupmu penuh dengan kelimpahan,
dan kamu memang dilahirkan utk selalu jadi pemenang!”

Ini adalah ’afirmasi‘.
Afirmasi adalah kata-kata positif
yang diucapkan berulang-ulang & diyakini untuk membentuk citra postif
untuk mengurangi sikap-sikap negatif yang ada dalam diri kita.
Kata-kata afirmasi ini bisa kita buat/rancang sendiri,
dan lalu bisa diucapkan secara verbal atau dalam hati.
Menurut ahli Hynotherapy, afirmasi itu akan ‘terekam’ oleh alam bawah sadar kita heheheh

Dan jika terus-menerus diucapkan & dengan penuh keyakinan,
maka kita SEDANG atau AKAN menjadi seperti itu adanya,
yang kita ucapkan! Dengan kata lain, afirmasi itu sama seperti DO’A.

Meski saat ini apa yang kita harapkan
belum sesuai dengan impian, namun kita harus….

3. Tetap Siapkan MENTAL PEMENANG!

Saat kita mengalami kegagalan,
Lebih baik instropeksi diri daripada menyalahkan takdir.
Siapa tahu, kita memang belum siap jadi pemenang! :-)
Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat kita menjadi sombong,
dan karena saking sayangnya Tuhan kepada kita, Ia tidak mau hamba-Nya berbuat dosa. :-)

Saudaraku yang zupper, (gayanya om Mario)
setiap kemenangan itu lebih baik dirintis
dari setiap peluh kita! Akan lebih baik
jika kemenangan itu kita dapatkan setahap demi setahap.
Banyak orang sukses, tapi kemudian mereka terjatuh,

ada yang kepleset ditangga, atau ada yang gara-gara mabuk terus ngira jendela lantai 10
adalah pintu.  Ada yang bangkit lagi, ada yang tidak, ada yang mati (bunuh diri).
Liku hidup setiap manusia memang tidak sama.

Tapi ingat, kalau perlu catat,!
kesempatan untuk menang itu selalu terbuka bagi siapa saja,
tanpa terkecuali!

Rejeki dan kemenangan itu sungguh tidak terkira
banyaknya dari Tuhan, masih banyak yang menggantung di langit! :-)
Sekarang tinggal bagaimana caranya?! Apakah mau meraihnya?
atau mengharapkan turun dengan sendirinya?
atau memandangi indahnya di langit?

Jangan pernah memilih yang kedua dan ke tiga :-)

Kita semua tahu bahwa yang namanya kemenangan
bukan milik mereka yang pintar, namun seringkali dimiliki oleh
mereka yang… tdk pernah berhenti berusaha! dan tidak pernah putus asa :D

Shared By: Blog Kang Robby

Sabtu, 11 Juni 2011

8 Kiat Menangkal Radiasi Ponsel


 
Jakarta - Hasil penelitian terbaru dari WHO mengungkapkan bahwa radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform.

Simak 8 kiat mengurangi radiasi tersebut yang dikutip detikINET dari eHow, Rabu (1/6/2011):

1. Gunakan Headset
Inilah cara yang paling mudah untuk menangkal ancaman radiasi ponsel. Tentu saja, kita tidak bisa menolak untuk menerima panggilan telepon. Namun jika Anda masih khawatir, ada baiknya menggunakan headset. Intinya adalah telepon genggam Anda, tidak terlalu dekat dengan otak.

2. Kurangi Bluetooth dan Headset Wireless
Menggunakan headset bisa menjadi pilihan untuk mengurangi radiasi ponsel. Namun ingat, pilih headset yang konvensional alias yang masih menggunakan kabel untuk terhubung dengan ponsel. Jangan menggunakan headset wireless. Fitur bluetooth di ponsel juga jangan terus menerus diaktifkan, gunakan seperlunya.

3. Speakerphone
Menggunakan speaker ketika bertelepon juga bisa menjadi pilihan. Namun tentu saja, ada rasa kurang nyaman ketika hal ini dilakukan di tempat publik. Tapi setidaknya, Anda tidak harus menempelkan ponsel di kepala ketika bertelepon. Jadi pilihan ini mungkin bisa digunakan ketika Anda tengah berada di tempat privat seperti di rumah.

4. Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel belakangan memunculkan casing berkemampuan khusus yang diklaim bisa meminimalisir hantaran radiasi yang berasal dari ponsel. Jika dirasa diperlukan, mungkin Anda bisa mencarinya di pertokoan.

5. Sudut Ruangan
Hindari menerima telepon di sudut ruangan. Sudut ruangan yang biasanya sepi namun di sisi lain terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal telepon menjadi lemah. Nah, sinyal yang lemah justru dikatakan memicu radiasi yang lebih tinggi. Hal ini berlaku pula di area yang sempit/kecil seperti lift.

6. Jangan Selalu Menempel
Ponsel yang Anda gunakan boleh saja menjadi gadget kesayangan, namun untuk kesehatan yang lebih baik, ada baiknya Anda jangan selalu nempel dengan ponsel tersebut. Ponsel yang tidak digunakan direkomendasikan ditaruh di tas atau di atas meja. Hal ini dikatakan lebih baik ketimbang ditempatkan di kantong celana.

7. Diam Kala Menelpon
Ketika menerima telepon sebaiknya Anda tidak berjalan-jalan. Pasalnya, dalam keadaan bergerak maka sinyal ponsel akan terus mencari pancaran sinyal yang kuat dari base transceiver station (BTS). Aktivitas ini justru akan menguatkan radiasi.

8. Gunakan Dua Telinga
Hindari penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon. Misalnya, selalu menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Menurut para ahli, hal ini justru tidak baik. Manfaatkan kedua telinga Anda untuk meminimalisir radiasi yang terpancar.


Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk melakukan studi lebih lanjut. Namun tidak salahnya juga kan kita melakukan suatu langkah antisipasi ketimbang mengambil risiko di masa depan.

Semoga bermanfaat
Ardhi Suryadhi - detikinet

Petani Desa Kebagoran adakan Sekolah Lapang Iklim Tanggulangi Ulat Bulu



KEBUMEN-Ulat bulu di berbagai daerah Jawa Tengah menimbulkan kecemasan petani Kebumen. Berbagai upaya pun lantas dilakukan, agar hama tersebut tidak sampai ke kabupaten berslogan Beriman itu.

Salah satunya melalui sekolah lapang iklim yang digiatkan petani Desa Kebagoran, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, kemarin. Sekolah untuk mengenal organisme pengganggu tanaman (OPT) dan bencana alam itu juga langsung dipraktikkan petani. 

Setelah mendapatkan teori dari pemandu lapangan Suripto dan pengamat hama Sugino,  peserta kegiatan yang dihadiri Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kebumen Dian Lestari SP itu juga terjun ke sawah yang sudah ditanami padi. Hadir pula perwakilan dari Laboratorium Pengaman Hama Temanggung, I Made Redana.

Menurut Suripto, iklim berpengaruh besar terhadap OPT. Karena itu, dengan mengikuti sekolah lapang iklim, petani diharapkan bisa mengatasi hama yang terdeteksi tersebut, seperti serangan ulat bulu.
Selain suhu, petani juga mengenal kelembaban, angin, dan curah hujan. Termasuk bencana alam seperti banjir dan kekeringan.

Dalam praktiknya, petani Kebagoran menggunakan alat berupa termometer untuk mengetahui suhu, hidrometer mengetahui kelembaban, serta kombrometer untuk mengetahui curah hujan.
Lebih Waspada ”Dengan penanganan tersebut, petani menjadi lebih waspada. Setelah ditemukan ada OPT, lantas ditanggulangi,” imbuh Suripto.
Di Kebumen, sekolah lapang iklim itu baru dilaksanakan empat kali. Antusias petani Kebumen cukup besar untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Apalagi akhir-akhir ini merebak ulat bulu yang mengancam tanaman pertanian dan perkebunan. Situasi yang menakutkan bagi petani itu ternyata sudah sampai ke Purworejo.

Bagi Suripto, keingintahuan petani di Kebumen akan kondisi iklim itu suatu kemajuan. ”Setidak-tidaknya petani menjadi tahu dan mau mengamati di lapangan sehingga kendala OPT bisa ditanggulangi,” imbuhnya.

Dengan penanggulangan OPT, Suripto optimistis produksi pertanian meningkat hingga 25 persen.

Ketua Komisi B Dian Lestari berharap, sekolah lapang iklim itu digiatkan petani di Kebumen.

”Ini penting, apalagi akhir-akhir ini merebak ulat bulu,” kata Dian yang mengaku baru berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanhut) Kebumen, Ir Djoenedi Fatchurrahman MSi, terkait antisipasi wabah ulat bulu di sejumlah daerah tersebut.
Mengenai keberadaan sekolah tersebut, Dian meminta Pemkab untuk mengalokasikan dana pendamping. Dan, memberikan bantuan alat kepada petani yang sudah mengikuti sekolah lapang tersebut. (K5-55)

 

Suara Kedu

17 April 2011